Kamis, 28 November 2013

MAKALAH MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainnya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seorang antropolog, yaitu E.B. Tylor dalam tahun 1871 mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut “Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan itu adalah unsur yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pentingnya kebudayaan tersebut dapat disimpulkan dari pendapat dua antropolog yatu Melvile J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan pengertian Cultural Determinism yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya, kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang super organik, karena kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun dari generasi ke generasi yang seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti karena kematian ataupun kelahiran. Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencangkup sesuatu yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yang mencangkup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh setiap masyarakat, bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain dalam perkembangannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.


B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.        Pengertian Masyarakat ?
2.        Pembagian Golongan dalam Masyarakat ?
3.        Masyarakat Transisi ?
4.        Masyarakat Multikultural ?
5.        Masyarakat Modern ?
6.        Masyarakat Madani ?

C.           Tujuan Penyusunan
Dalam penyusunan ini, penyusun membahas tentang masyarakat dan unsur-unsur dalam kehidupan bermasyrakat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

B.       Pembagian Golongan dalam Masyarakat
            Berdasarkan karakteristik terdapat beberapa pembagian golongan sosial dalam bermsyarakat, adalah sebagai berikut :
1.    Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:
a)    Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).
b)   Goongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).
c)    Golongan Bawah : orang yang tidak memiliki rumah atau pekarangan (inding ngisor).
2.    Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi:
a)    Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan.
b)   Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).
3.    Sistem Golongan Sosial pada Masa Pemerintahan Kolonial, meliputi
a)   Golongan Eropa, merupakan lapisan atas, terdiri orang Belanda, Eropa, Jepang .
b)   Golongan Timur Asing, merupakan lapisan menengah, tediri keturunan China dan Arab.
c)   Golongan Bumi Putera, merupakan lapisan bawah, tediri dari pribumi atau bangsa Indonesia asli.
4.    Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :
a)    Golongan teratas  terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur, komisaris.
b)   Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan.
c)    Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja sektor  informal (pembantu).
            Disamping berdasarkan karakteristik spt di atas, golongan sosial dapat pula dibagi berdasarkan sudut pandang ekonomi, sosial, politik sebagaimana terurai di bawah ini.
            Berdasarkan bidang ekonomi, penggolongan masyarakat dibedakan menjadi :
1.    Penggolongan masyarakat berdasarkan atas kepemilikan harta, yang terdiri tiga golongan, yaitu:
a)    Golongan atas yang terdiri orang-orang kaya.
b)   Golongan menengah terdiri orang-orang yang sudah dapat mencukupi kebutuhan pokoknya.
c)    Golongan bawah yang terdiri orang-orang miskin.
2.    Penggolongan masyarakat berdasarkan profesi / mata pencaharian, yang terdiri enamgolongan, yaitu:
a)    Golongan elite, yaitu orang-orang kaya, yang punya kedudukan/pekerjaan terpandang.
b)   Golongan profesional, yaitu mereka yang bergelar sarjana dan yang berhasil dalam dunia profesinya.
c)    Golongan semi professional, yang terdiri pedagang, teknisi, pegawai kantor.
d)   Golongan tenaga trampil, seperti tukang cukur, pekerja pabrik, juru tulis.
e)    Tenaga semi terlatih, seperti sopir, pelayan restoran.
f)    Tenaga tidak terlatih, seperti pembantu rumah tangga, tukang kebun.

Berdasarkan bidang sosial, penggolongan masyarakat dibedakan berdasarkan status sosial. Contohnya pembagian kasta di Bali, yang terdiri Brahmana, Ksatria,Waisya yang ketiganya disebut golongan Triwangsa dan kasta Sudra (kasta ini disebut Jaba dan sebagai golongan terbesar di Bali).
Golongan Triwangsa  dan Jaba berhak memakai tanda gelar yang terlihat pada nama depannya, yaitu:
1) Kasta Brahmana    = Ida Bagus, I Gusti, Ida Ayu.
2) Kasta Ksatria         = Cokorda, Dewa, Ngakan.
3) Kasta Waisya         = Bagus, Gusti
4) Kasta Sudra           = Pande, Lebon, Sawan, Pulosari
Berdasarkan bidang politik, penggolongan masyarakat berdasarkan kekuasaan atau wewenang seseorang. Semakin tinggi kekuasaan akan menempatkan seseorang pada golongan atas. Contohnya dalam kemiliteran:
1.    Golongan atas terdiri Jenderal, Perwira Tinggi
2.    Golongan menengah terdiri para Bintara, dan Serda hingga Mayor
3.    Golongan bawah terdiri para Prajurit sampai Kopral Kepala
C.      Masyarakat Transisi
a.    Pengertian Masyarakat Transisi Masyarakat transisi ialah masyarakat yang mengalami perubahan dari suattu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian, dan mulai masuk ke sektor industri.

b.    Ciri-Ciri Masyarakat Transisi Ciri-ciri masyarakat transisi :
·      Adanya pergeseran dalam bidang, misalnya pekerjaan, seperti pergeseran dari tenaga kerja pertanian ke sektor industri
·      Adanya pergeseran pada tingkat pendidikan. Di mana sebelumnya tingkat pendidikan rendah, tetapi menjadi sekrang mempunya tingkat pendidikan yang meningkat.
·       Mengalami perubahan ke arah kemajuan
·      Masyarakat sudah mulai terbuka dengan perubahan dan kemajuan jaman.
·       Tingkat mobilitas masyarakat tinggi.
·      Biasanya terjadi pada masyarakat yang sudah memiliki akses ke kota misalnya jalan raya.

D.      Masyarakat Multikultural
a.    Pengertian Masyarakat Multikultural
·      Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
·      Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
·      Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverseyang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konflik sosial.
·      Kesimpulan saya
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang teriri dari berbagai elemen, baik itu suku, ras, dll yang hidup dalam suatu kelompok masyrakat yang memiliki satu pemerintaha tetapi dalam masyarakat itu masig terdapat segmen- segmen yang tidak bisa disatukan.

b.    Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
·      Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku,ras,dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang di sebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negri maupun luar negri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
·      Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan tyang terpisah oleh segmen-segmen tertentu.
·      Konsesnsus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adany asuatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam penganbilan keputusan.
·      Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dankebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah
·      Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
·      Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.
c.    Sebab Terjadinya Multikulturalisme
·      Factor geografis,faktor ini sangat mempengarudi apa dan bagaimana kebiasaan sua tu masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
·      Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka dan menjadkan perbedaan antara
·      Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu daerah.

E.       Masyarakat Modern
a.    Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.

b.    Ciri-ciri Masyarakat Modern
·      Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
·      Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
·      Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
·      Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
·      Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
·      Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
·      Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.

F.       Masyarakat Madani
a.    Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15:
Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”

b.    Karakteristik Masyarakat Madani
Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:
·      Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
·      Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
·      Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
·      Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
·      Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.
·      Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
·      Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.
·      Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
·      Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.
·      Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.
·      Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
·      Keseimbangan antara hak dan kewajiban social.
·      Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.
·      Berakhlak mulia.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken for granted. Masyarakat madani adalah onsep yang cair yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience).

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat dan pada dasarnya manusia memilki naluri untuk hidup bergabung dengan orang lain, maka terbentuklah berbagai macam kelompok masyarakat.
Terdapat kelompok sisoal yang tidak teratur, yakni Kerumunan dan Publik dan Terdapat dua jenis dalam masyarakat, yakni pertama masyarakat pedesaan yang mempunyai sifat kekeluargaan dan yang kedua adalah masyarkat kota yang cenderung sendiri-sendiri.

B.            Saran
Demikianlah makalah rangkuman materi yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga di dalam penulisan ini dapat dimengerti kata-katanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA



Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Sarjono. Agus R (Editor). 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Soekanto, soerjono, Sosiologi Suatu pengantar, Rajawali Pers, Jakarta, 2009

uito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim Indonesia: Jakarta.

Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani: Aktualisasi Profesionalisme Community Workers Dalam Mewujudkan Masyarakat Yang Berkeadilan. STKS Bandung: Bandung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar