BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada hakekatnya, manusia memiliki keingintahuan pada
setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi disekitarnya. Sebab manyak sisi
kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya. Oleh sebab itu, timbul
pengetahuan (yang suatu saat) setelah melalui beberapa proses yang
beranjak menjadi ilmu.
Manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa dengan
sempurna, yaitu dilengkapi dengan akal alat indera. Dengan akal manusia berpikir, dan denagn alat indera
manusia medapat pengetahuan. Misalnya dengan telinga, manusia mengetahui suara,
dengan mata manusia mengetahui warna. Dengan lidah, manusia mengetahui rasa
(pahit, manis, kecut, asing, dan lain sebagainya). Dengan penciuman, manusia
mengetahui bau (wangi/busuk). Dengan kulit manusia mengetahui testur (kasar/
halus). Dengan akal dan pikiran manusia memperoleh ilmu. Akal dan pikiran
memproses setiap pengetahuan yang diserap oleh indera- indera yang dimiliki
manusia.
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita
biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya
memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas
ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan.
Disamping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan,
sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang seseorang
mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik,
namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang
yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa
ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.
Untuk mengetahui sebuah hal atau perkara secara
mendalam, maka dibutuhkan ilmu atau cabang ilmu yang mengkaji secara spesifik
tentang sebuah objek. Namun, sebelum sampai pada sebuah ilmu tentu dibutuhkan
pengetahuan. Pengetahuan merupakan sarana untuk memperoleh, memelihara, dan
meningkatkan ilmu. Jadi ada hubungan antara ilmu dan pengetauan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan
masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana hubungan antara Ilmu dengan Pengetahuan?
C.
Tujuan
Untuk mendeskripsikan hubungan antara Ilmu (sience) dan Pengetahuan
(knowledge).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjaua tentang Ilmu
1.
Defenisi Ilmu (Science)
-
Secara etimologi
ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan. Misalnya ilmu sosial dapat berarti mengetahui
masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
-
Menurut kamus,
science is the systematic study of the nature and behaviour of the material and
physical universe, based on observation, experiment, and measurement, and the
formulation of laws to describe these facts in general terms (the free
Dictionary).
2.
Menurut para ahli defenisi ilmu
a)
Dr. Sheldon
Gottlieb, Science is an intellectual activity carried on by humans that is
designed to discover information about the natural world in which humans live
and to discover the ways in which this information can be organized into
meaningful patterns.
b)
Hatta, Mohammad,
menyatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum
sebab- akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut
kedudukannya (jika dilihat dari luar) maupun menurut hubungannya (jika dilihhat
dari dalam).
c)
M. Izuddin
Taufiq, mengemukakan bahwa Ilmu adalah Ilmu adalah penelusuran data atau
informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan
menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
d)
Thomas Kuhn,
Ilmu adalah Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan,
bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
e)
Dr. Maurice
Bucaille, Ilmu adalah Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik
dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
f)
Ns. Asmadi, Ilmu
adalah Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui
melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
g)
Poespoprodjo,
Ilmu adalah Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang
meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
h)
Dr. H. M. Gade,
Ilmu adalah Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas
kemungkinan pengetahuan manusia.
i)
Francis Bacon,
Ilmu adalah Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya
fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.
j)
Charles Singer,
Ilmu adalah Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the
process which makes knowledge).
k)
Sonny Keraf
& Mikhael Dua, menyatakan bahwa Ilmu adalah keseluruhan sistem pengetahuan
manusia yang telah dibakukan secara sistematis.
3.
Syarat- Syarat Ilmu
Berbeda dengan
pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat
ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu, antara lain:
a)
Objektif, Ilmu
harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b)
Metodis, adalah
upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu
untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani
“Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode
tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah
c)
Sistematis,
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d)
Universal,
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
B.
Tinjauan tentang
Pengetahuan
1.
Defenisi Pengetahuan (Knowledge)
Secara
etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa inggris knowledge yang berarti
pemgetahuan. Berdasarkan the encyclopedia of phylosophy, Edwards, Paul (1972)
Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (Knowledge is justified true belief).
Menurut
Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah
orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,
tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Menurut
pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan
yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang
terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu
yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang
yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Dalam pengertian
lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang
baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan
aroma masakan tersebut.
.
2.
Jenis- Jenis Pengetahuan
a)
Pengetahuan
Implisit
Pengetahuan
implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman
seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan
pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit
untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan
berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit
membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan
juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara
eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan
mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah
bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke
kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit,
lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi
mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.
Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia
sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan
orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan
keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan
implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak
menyadarinya
b)
Pengetahuan
Eksplisit
Pengetahuan
eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam
wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam
bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi
yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus
dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit
adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa
termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa
dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi
dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan
implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen
Pengetahuan.
c)
Pengetahuan
Empiris
Pengetahuan yang
lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan
empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan
empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila
seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala
yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan
melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya,
seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan
mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
d)
Pengetahuan
Rasionalisme
Pengetahuan
rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme
lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada
pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1
+ 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan
melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
3.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a)
Pendidikan
Pendidikan
adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan
juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka
jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
b)
Media
Media yang
secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh
dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
c)
Informasi
Pengertian
informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is
apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan
informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga
memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang
mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan
tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode,
program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan
pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan
informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data
dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
C.
Hubungan Ilmu (Science) dan
Pengetahuan (Knowledge)
Ilmu
(Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap ilmu merupakan
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Hal ini disebabkan
karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah, misalnya mitos.
Contohnya: mitos
orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai tangga
menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. Adapun hujan yang acapkali
rintik-rintik dikatakan sebagai air mata dewi-dewi tadi yang menangisi salah
seorang dewi yang tertinggal di bumi dan tidak bisa kembali ke khayangan karena
selendangnya diambil maling yang mengintip mereka sewaktu mandi. Kisah ini
merupakan pengetahuan tipe mitos yang tetap hidup dan bermanfaat, namun bukan
ilmu dan tidak ilmiah/scientifik.
Menambah
ilmu, pasti menambah pengetahuan, tapi kalau menambah pengetahuan belum tentu
menambah ilmu. Ilmu akan bertambah bila pengetahuan bertambah, dan pengetahuan
akan menjadi tidak berguna saat anda tidak mempunyai ilmu. Ilmu adalah hal yang
di dapat setelah meng-implementasikan pengetahuan yang di terima. Ilmu adalah
praktek dari pengetahuan. Apa yang kamu ketahui adalah pengetahuan, jika kamu
mempraktekkannya maka kamu berilmu. Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan/ fakta
yang tersusun secara logis dan sistematis dan dapat diukur serta diuji
kebenarannya, untuk mendapatkan ilmu diperlukan pengetahuan, demikian juga
didalam memperoleh pengetahuan dibutuhkan juga ilmu. Jadi hungann ilmu dan
pengetahuan sangat erat, karena antara ilmu dan pengetahuan sulit untuk
dipisahkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan tentang hubungan ilmu dengan pengetahuan, maka dapat disimpulkan
bahwa hubungan ilmu dengan pengetahuan adalah dua hal yang tidak bias
dipisahkan karena untuk memperoleh ilmu dibutuhkan pengetahuan, demikian juga
untuk memperoleh pengetahuan dibutuhkan ilmu.
B.
Saran
1.
Untuk dosen,
sedapat mungkin seorang tenaga pengajar mampu menjelaskan dan mendeskripsikan
bagaimana hubungan antara ilmu dan pengetahuan.
2.
Untuk mahasiswa,
sedapat mungkin mampu memahami dan mengetahui bagaimana hubungan antara ilmu
dan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal.
2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press
Hatta, Mohammad.
1960. Alam Pikir Yunani, I dan II. Jakarta: Tintamas.
Edward, Paul. 1972. The Encyclopedia of
Phylosophy. New York: Macmillan
Publishing
keren makalahnya min..
BalasHapusSecara etimologi ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan. Misalnya ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan
BalasHapus- Menurut kamus, science is the systematic study of the nature and behaviour of the material and physical universe, based on observation, experiment, and measurement, and the formulation of laws to describe these facts in general terms (the free Dictionary).