Minggu, 01 Desember 2013

MAKALAH ILMU DAN PENGETAHUAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Pada hakekatnya, manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi disekitarnya. Sebab manyak sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya. Oleh sebab itu, timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah melalui beberapa proses yang beranjak  menjadi ilmu.
Manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan akal alat indera. Dengan  akal manusia berpikir, dan denagn alat indera manusia medapat pengetahuan. Misalnya dengan telinga, manusia mengetahui suara, dengan mata manusia mengetahui warna. Dengan lidah, manusia mengetahui rasa (pahit, manis, kecut, asing, dan lain sebagainya). Dengan penciuman, manusia mengetahui bau (wangi/busuk). Dengan kulit manusia mengetahui testur (kasar/ halus). Dengan akal dan pikiran manusia memperoleh ilmu. Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan yang diserap oleh indera- indera yang dimiliki manusia.
Ketika mengamati atau menilai suatu perkara, kita biasanya menggunakan kalimat-kalimat seperti, saya mengetahuinya, saya memahaminya, saya mengenal, meyakini dan mempercayainya. Berdasarkan realitas ini, bisa dikatakan bahwa pengetahuan itu memiliki derajat dan tingkatan. Disamping itu, bisa jadi hal tersebut bagi seseorang adalah pengetahuan, sementara bagi yang lainnya merupakan bukan pengetahuan. Terkadang seseorang mengakui bahwa sesuatu itu diketahuinya dan mengenal keadaannya dengan baik, namun, pada hakikatnya, ia salah memahaminya dan ketika ia berhadapan dengan seseorang yang sungguh-sungguh mengetahui realitas tersebut, barulah ia menyadari bahwa ia benar-benar tidak memahami permasalahan tersebut sebagaimana adanya.

Untuk mengetahui sebuah hal atau perkara secara mendalam, maka dibutuhkan ilmu atau cabang ilmu yang mengkaji secara spesifik tentang sebuah objek. Namun, sebelum sampai pada sebuah ilmu tentu dibutuhkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan sarana untuk memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu. Jadi ada hubungan antara ilmu dan pengetauan. 

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana hubungan antara Ilmu  dengan Pengetahuan?

C.           Tujuan
Untuk mendeskripsikan  hubungan antara Ilmu (sience) dan Pengetahuan (knowledge).

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Tinjaua tentang Ilmu
1.             Defenisi Ilmu (Science)
-            Secara etimologi ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan. Misalnya ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
-            Menurut kamus, science is the systematic study of the nature and behaviour of the material and physical universe, based on observation, experiment, and measurement, and the formulation of laws to describe these facts in general terms (the free Dictionary).

2.             Menurut para ahli defenisi ilmu
a)        Dr. Sheldon Gottlieb, Science is an intellectual activity carried on by humans that is designed to discover information about the natural world in which humans live and to discover the ways in which this information can be organized into meaningful patterns.
b)        Hatta, Mohammad, menyatakan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum sebab- akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (jika dilihat dari luar) maupun menurut hubungannya (jika dilihhat dari dalam).
c)        M. Izuddin Taufiq, mengemukakan bahwa Ilmu adalah Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
d)       Thomas Kuhn, Ilmu adalah Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya.
e)        Dr. Maurice Bucaille, Ilmu adalah Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
f)         Ns. Asmadi, Ilmu adalah Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
g)        Poespoprodjo, Ilmu adalah Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi perkembangan teori dan uji empiris.
h)        Dr. H. M. Gade, Ilmu adalah Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan pengetahuan manusia.
i)          Francis Bacon, Ilmu adalah Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat menjadi objek pengetahuan.
j)          Charles Singer, Ilmu adalah Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which makes knowledge).
k)        Sonny Keraf & Mikhael Dua, menyatakan bahwa Ilmu adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis.

3.             Syarat- Syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu, antara lain:
a)        Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b)        Metodis, adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah
c)        Sistematis, Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
d)       Universal, Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

B.            Tinjauan tentang Pengetahuan
1.             Defenisi Pengetahuan (Knowledge)
Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa inggris knowledge yang berarti pemgetahuan. Berdasarkan the encyclopedia of phylosophy, Edwards, Paul (1972) Pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (Knowledge is justified true belief).

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
.
2.             Jenis- Jenis Pengetahuan
a)    Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya

b)   Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.

c)    Pengetahuan Empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

d)   Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

3.             Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a)    Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.


b)   Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

c)    Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.

C.           Hubungan Ilmu (Science) dan Pengetahuan (Knowledge)
Ilmu (Science) berhubungan dengan pengetahuan (knowledge). Setiap ilmu merupakan pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah, misalnya mitos.

Contohnya: mitos orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai tangga menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. Adapun hujan yang acapkali rintik-rintik dikatakan sebagai air mata dewi-dewi tadi yang menangisi salah seorang dewi yang tertinggal di bumi dan tidak bisa kembali ke khayangan karena selendangnya diambil maling yang mengintip mereka sewaktu mandi. Kisah ini merupakan pengetahuan tipe mitos yang tetap hidup dan bermanfaat, namun bukan ilmu dan tidak ilmiah/scientifik.
Menambah ilmu, pasti menambah pengetahuan, tapi kalau menambah pengetahuan belum tentu menambah ilmu. Ilmu akan bertambah bila pengetahuan bertambah, dan pengetahuan akan menjadi tidak berguna saat anda tidak mempunyai ilmu. Ilmu adalah hal yang di dapat setelah meng-implementasikan pengetahuan yang di terima. Ilmu adalah praktek dari pengetahuan. Apa yang kamu ketahui adalah pengetahuan, jika kamu mempraktekkannya maka kamu berilmu. Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan/ fakta yang tersusun secara logis dan sistematis dan dapat diukur serta diuji kebenarannya, untuk mendapatkan ilmu diperlukan pengetahuan, demikian juga didalam memperoleh pengetahuan dibutuhkan juga ilmu. Jadi hungann ilmu dan pengetahuan sangat erat, karena antara ilmu dan pengetahuan sulit untuk dipisahkan.

BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang hubungan ilmu dengan pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan ilmu dengan pengetahuan adalah dua hal yang tidak bias dipisahkan karena untuk memperoleh ilmu dibutuhkan pengetahuan, demikian juga untuk memperoleh pengetahuan dibutuhkan ilmu.

B.            Saran
1.    Untuk dosen, sedapat mungkin seorang tenaga pengajar mampu menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana hubungan antara ilmu dan pengetahuan.
2.    Untuk mahasiswa, sedapat mungkin mampu memahami dan mengetahui bagaimana hubungan antara ilmu dan pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press
Hatta, Mohammad. 1960. Alam Pikir Yunani, I dan II. Jakarta: Tintamas.
Edward, Paul. 1972. The Encyclopedia of Phylosophy. New York: Macmillan       Publishing

2 komentar:

  1. Secara etimologi ilmu berasal dari bahasa arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan. Misalnya ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen Pengetahuan
    - Menurut kamus, science is the systematic study of the nature and behaviour of the material and physical universe, based on observation, experiment, and measurement, and the formulation of laws to describe these facts in general terms (the free Dictionary).

    BalasHapus