Selasa, 03 Desember 2013

MAKALAH KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG
Segala sesuatu dalam kehidupan ini mesti direncanakan. Apa lagi kelembagaan seperti sekolah, haruslah direncanakan sebelum melakukan aktivitasnya. Sebagai sebuah institusi, lembaga atau organisasi, sekolah haruslah direncanakan oleh manajernya, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Dengandemikian, segala kegiatan yang dilaksanakan di sekolah tersebut, tidak bisa lepasdan perencanaan. Di era otonomi daerah, desentralisasi pengelolaan pendidikandan school based management seperti sekarang, manajer pendidikan harus bahumembahu dengan komite sekolah dan stake holders guna merumuskan rencanapendidikan di sekolah.
Perencanaan sekolah adalah proses merumuskan terlebih dahulu terhadapsegala sesuatu yang dilakukan sekolah di masa yang akan datang. Perencanaanmenduduki posisi strategis dan senantiasa ditanyakan oleh seseorang kepadaorang lain sebelum yang bersangkutan menjabat sebagai pemimpin atau manajer.Visi ke depan seorang calon pemimpin atau manajer, antara lain dapat dilihat dariprogram yang telah dipunyai. Maka sekolah yang baik haruslah mempunyai program yang baik.Tingkatan kualitas dan keunggulan suatu sekolah, antara lain dapat dilihat dariseberapa baik perencanaan yang dimilikinya. Pada era otonomi daerah sepertisekarang, perencanaan pendidikan yang patut dipilih adalah perencanaanpendidikan berbasis sekolah.


BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A.           Pengertian MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school-based management”. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah ( pelibatan masyarakat ) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Menurut Edmond yang dikutip Suryosubroto merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.

Nurcholis mengatakan Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan.

Lebih lanjut istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada administrasi (administrasi merupakan inti dari manajemen); dan ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi. Dalam hal ini, istilah manajemen diartikan sama dengan istilah administrasi atau pengelolaan, yaitu segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. Pengertian manajemen menurut Hasibuan merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi manajemen tersebut menjelaskan pada kita bahwa untuk mencapai tujuan tertentu, maka kita tidak bergerak sendiri, tetapi membutuhkan orang lain untuk bekerja sama dengan baik. Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu:
ü merencanakan (planning),
ü mengorganisasikan (organizing),
ü mengarahkan (directing),
ü mengkoordinasikan (coordinating),
ü mengawasi (controlling),
ü mengevaluasi (evaluation).

Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sitemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujutkan secara optimal,efektif,dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah ( MBS ), yang memberikan kewenangan penuh(otonomi) kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan.

B.            ciri –ciri manajemen yang mengacu pada mbs
1.        Visi dan misi dirumuskan bersama oleh kepala sekolah, guru, unsur siswa, alumni dan stakeholder.
2.        Ada rips yang mengacu pada visi dan misi yang telah dirumuskan
3.        Penyusunan rapbs sesuai dengan rips yang disusun bersama oleh kepala sekolah, guru, komite secara transparan.
4.        Akuntabel
5.        Terwujudnya otonomi sekolah yang ditandai dengan kemandirian dan dinamika sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6.        Pengambilan keputusan secara partisipatif dan demokratis
7.        Terbuka menerima masukan, kritik dan saran dari pihak manapun.
8.        Mampu membangun komitmen seluruh warga sekolah untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
9.        Pemberdayaan seluruh potensi warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
10.    Terciptanya suasana kerja yang kondusif untuk peningkatan kinerja sekolah
11.    Mampu memberikan rasa bangga kepada semua pihak
12.    Ada transparansi dan akuntabilitas publik dalam melaksanakan seluruh kegiatan

C.           pembelajaran yang dikehendaki dalam mbs
1.        Mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa
2.        Meningkatkan keaktifan siswa dalam menemukan, memecahkan masalah melalui berfikir ilmiah,logis, kritis, dan praktis.
3.        Berani mengemukakan pendapat dalam memecahkan masalah pada situasi kelompok
4.        tidak merasa tertekan dalam proses pembelajaran sehingga anak merasa senang
5.        Menerapkan keterampilan bagi diri sendiri, masyaraka, dan lingkungan.

D.           Peran guru
1.        Mendorong keaktifan siswa dlm mengemukakan gagasan ,pendapat,dan ide baru di masa mendatang.
2.        Mengembangkan kegiatan beragam dngan menggunakan media dan metode yang bervariasi
3.        Memberikan motivasi pada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dengan memajangkan portofolio mereka.
4.        berusaha mencapai tujuan pembelajaran sesuai target dan waktu yang disediakan.

E.            Tujuan MBS
a.    Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam megelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
b.    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
c.    Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
d.   Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut:
a.    Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru.
b.    Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
c.    Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.
d.   Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancangan ulang sekolah, dan perubahan perencanaan.

F.            Manfaat MBS
MBS memberikan beberapa manfaat diantaranya
a.         Dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya;
b.        Keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah;
c.         Guru didorong untuk berinovasi;
d.        Rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta didik.


BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitassecara terus menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan MBS adalah untuk mewujudkan kemerdekaan pemerintah daerah dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian peran pemerintah pusat akan berkurang. Sekolah diberi hak otonom untuk menentukan nasibnya sendiri. Paling tidak ada tiga tujuan dilaksanakannya MBS Peningkatan Efesiensi, Peningkatan Mutu, Peningkatan Pemerataan Pendidikan.


B.            Saran
Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada kepala sekolah, guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan.


Daftar Pustaka

Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah Dengan Pendidikan Agama Di Sekolah Umum, Manajemen Berbasis Sekolah Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Madrasah, 2002.

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT Remaja Rusda karya; Bandung 2004.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar